Saluran Roboh Dipenggal Gedebok Pisang: Air Mengalir Tak Sampai Jauh

TASIKMALAYA|Pelita Online|
Saluran irigasi Sukamandi yang ditangani darurat oleh Korwil Cimulu Dinas PUPR Kota Tasikmalaya, ternyata tidak mengalirkan air sampai jauh. Buktinya, kolam-kolam yang ada di belakang kantor kelurahan masih mengalami kekeringan.

Seharusnya, dengan adanya penanganan sementara yang dilakukan oleh Dinas PUPR Kota Tasikmalaya setidaknya air sampai dan dapat mengairi beberapa kolam yang ada di blok kantor kelurahan tersebut.
Akan tetapi, nyatanya kolam tetap kering seperti semula.

Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, perlu penelusuran secara spesifik oleh pihak Dinas PUPR Kota Tasikmalaya Bidang Sumber Daya Air (SDA), setelah adanya penanganan sementara pada lokasi robohnya saluran irigasi Sukamandi yang ada di blok gunung Ceuri Leuwidahu pada Selasa, 28 Juli 2020 kemarin siang, papar Tommy Riyaldi yang penggagas kelompok Tani Organik Mandiri (TOM) di Kelurahan Parakannyasag.

Perlunya dilakukan penelusuran oleh bagian SDA pada Dinas PUPR Kota Tasikmalaya dari hulu ke hilir atau sebaliknya sangat perlu dilakukan. “Siapa tau, dari hasil penelusuran ditemukan saluran-saluran tersier yang sengaja dibendung dan disimpangkan untuk kepentingan usahanya maupun kepentingan secara pribadi oleh pihak yang tidak bertanggungjawab” papar Tommy

Karena pada dasarnya sebagaimana dikatakan, baik oleh Dadan Daruslan selaku Ketua Gapoktan Kecamatan Indihiang maupun Agus selaku Korwil Cimulu Dinas PUPR Kota Tasikmalaya sangat tidak dibenarkan adanya pembendungan maupun penyimpangan terhadap aliran air untuk kepentingan pribadi pada irigasi tersier.

Disamping itu, penelusuran saluran irigasi juga sekaligus sebagai sosialisasi terhadap para pembendung yang tidak tau dan tidak ingin tau dampak yang disebabkan dari pembendungan, tegas Tommy yang masih aktif sebagai wartawan dan pegiat wahana lingkungan ini ditingat Jawa Barat ini.

Sepertinya, ini sudah tidak bisa menyalahkan lagi akibat dampak dari ambruknya saluran irigasi. Karena sebagaimana hasil pantauan kemarin Selasa 28 Juli 2020 dilokasi yang ditangani oleh Korwil Cimulu yang membawahi Daerah Irigasi (DI) Indhiang, Cibeureum, Cipedes, Purbaratu dan Tawang terlihat sudah mengalir, meski belum begitu maksimal.

Namun setidaknya, meski penahan bendungan bari sebatas menggunakan gedebok pisang dan karung berisi tanah, air seharis sampai ke kolam-kolam yang ada dibelakang kantor Kelurahan Parakannyasag yang notabene petani ikan.

Ditegaskan Tommy, dalam hal bertani baik itu petani padi yang tergabung dalam kelompok tani/non kelompok tani maupun usahatani ikan yang tergabung dalam POKDATAN maupun non Pokdaktan itu tidak ada bedanya, mereka sama-sama membayar retribusi kepada negara dari sewa lahan, sama-sama menghasilkan vitamin baik karbohidrat dari beras maupun gizi dari ikan.

Jadi kesimpulannya, sangat dibutuhkan ketegasan pemerintah. Dalam hal ini Dinas PUPR Bidang SDA yang memiliki Korwil untuk secepatnya memperbaiki saluran irigasi Sukamandi yang roboh secara permanen.

Demikian juga Dinas Pertanian yang memiliki penyuluh, ada penyuluh holtikultura dan ternak maupun penyuluh perikanan, untuk dapat memberi pemahan kepada petani untuk lebih mandiri dan berkualitas. Karena pada prinsifnya, air sedikit teman, air banyak musibah, tegas Tommy lagi. (ToM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *