Siasati Minimnya Anggaran Pemeliharaan Rutin Jalan: Ini Kata Kepala UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wil-Pel V

TASIKMALAYA |PELITA ONLINE|Anggaran pemeliharaan jalan provinsi yang ada dalam wilayah kerja UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan V yang terbatas, menjadi kendala utama dalam upaya  memaksimalkan perbaikan dan pemeliharaan jalan, namun meski demikian kita tidak akan menyerah justru harus disiasati supaya dapat lebih maksimal dalam penerapannya kata Kepala UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayan V Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jabar Adnan Guntara.

“Setiap tahunnya memang disediakan anggaran untuk melaksanakan pekerjaan dalam hal pemeliharaan rutin jalan mulai dari perbaikan badan jalan dengan metode tambal sulam, pemeliharaan draenase, saluran air maupun bahu jalan. Tapi akibat terbatasnya anggaran untuk pemeliharaan rutin dari tahun ke tahun termasuk di tahun 2022 ini sehinga harus disiasati dengan cara memaksimalkan sesuai anggaran yang tersedia,” katanya kepada Pelita Online di kantor UPTD Jalan RAA Wiratuningrat No: 5 Kota Tasikmalaya, Kamis (10/3/2022).

Dikatakan Adnan, adanya efisiensi anggaran untuk penanganan pemeliharaan rutin tentu sangat berpengaruh terhadap penangan pemeliharaan rutin jalan itu sendiri kalau tidak disiasaiti dengan cara-cara yang lebih cermat dan efisien lagi.

Contohnya, dalam melakukan pemeliharaan jalan pihaknya melalui masing-masing Satuan Pelayanan Pengelolaan Jalan dan Jembatan (SPPJJ) harus menggunakan skala prioritas karena harus menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Seperti dalam hal perencanaan anggaran pemeliharaan pihaknya akan menentukan titik jalan yang harus diprioritaskan untuk mendapatkan perbaikan.

Siasat lainnya kata Adnan lagi, pemeliharaan bahu dan upah pekerja harian diupayakan bisa berjalan terus, nah sisanya itulah yang harus dapat kita manfaatkan untuk perbaikan tambal sulam yang tentunya juga berdasarkan skala prioritas. “Diantaranya ada darurat agregat, atau perbaikan dengen lapisan penetrasi. Tapi tidak menyeluruh, melainkan dititik-titik tertentu saja,” tambah Adnan.

“Yang pasti kita punya kebijakan harus terus berjalan, sisanya DSB dulu, setelah itu tambal sulam. Kalau memungkinkan ada yang lebih murah lagi selain lapisan penetrasi mungkin kita akan memilih yang lebih murah lagi,” tambah Adnan.

Pemeliharaan rutin jalan ini ada nilai satuannya setiap satu kilometer, sehingga untuk pelaksanaannya disesuaikan dengan anggaran yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu harapan saya, anggaran pemeliharaan rutin jalan provinsi ini kembali pulih dan normal. Karena terbatas akibat dampak efisiensi anggaran ini cukup berpengaruh terhadap pelaksanaan pemeliharaan rutin. Seperti diketahui beberapa ruas jalan provinsi dalam wilayah UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan V ini banyak yang menjadi jalur penghubung utama dan alternatif sehingga setiap harinya selalu ramai dilintasi berbagai jenis kendaraan, kata Adnan lagi. |tommy riyaldi|

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *