Proyek BBWS Citanduy Telan Korban

TASIKMALAYA|Pelita Online|
Paket proyek pemeliharaan berkala alur sungai Ciloseh di Kota Tasikmalaya dari Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy pada Satuan Kerja (Satker) Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air

(SDA) Citanduy menelan korban.

Hal ini, diduga kuat akibat dampak dari kelalaian pihak ketiga dalam hal ini CV. Sinar Cemerlang selaku pemenang proyek senilai Rp. 2 miliar tersebut dalam memberi alat pengaman kepada pekerja. Sehingga, tanpa alat pengamanan yang lengkap, pekerja harus mengalami luka-luka disekujur tubuhnya karena terjatuh dari tebing sungai setinggi 4,5 meter.

Namun hal itu mendapat sanggahan dari Toto selaku pelaksana lapangan dari pihak CV. Sinar Cemerlang. Menurut Toto, yang terjatuh itu adalah Ketua RT (Rukun Tetangga) setempat yang wilayahnya terdapat titik pekerjaan.

Sebenarnya, Ketua RT tersebut bukan pekerja dari pihak CV, tetapi ikut serta untuk menjadi lengser. “Lengser itu yakni, pekerja pengangkut bahan material dari kendaraan atau dari titik tertentu ke lokasi proyek”, jelas Toto saat ditemui Pelita Online di kontraknnya kawasan Leuwiurug Kota Tasikmalaya, Kamis malam (17/9/2020)

Selain itu, ketua RT tersebut termasuk orang yang dipercaya untuk merekrut siapa saja warganya yang ingin ikut menjadi pekerja lengser, jelasnya lagi.

Namun entah mengapa, tanpa ada perintah dari saya selaku pelaksana lapangan, ketua RT tersebut berinisiatif merobohkan batu-batu sisa pondasi bekas rumahnya sendiri yang jauh sebelumnya terkena longsor yang sekarang menjadi salah satu titik perbaikan oleh paket proyek ini, katanya.

Jadi, itu bisa dikatakan kelalaian dari ketua RT tersebut. Karena, saya tidak pernah memerintahkan ketua RT tersebut untuk memecahkan atau merobohkan sisa-sisa bekas longsoran tersebut, katanya lagi.

Toto mengakui, 141 orang pekerja 35 diantaranya yang benar-benar bawaan dari pihak CV, sisa nya dari masing-masing warga setempat di lima titik lokasi proyek yang ingin ikut bekerja.

Ke 35 pekerja yang dibawa pihak CV, semuanya dilengkapi dengan peralatan safety/ pengaman perlindungan pekerja. Hanya saja, helm safety yang kerap jarang dipakai pekerja diakui pekerja agak panas dan kaku kalau pakai helm safety, ujar Toto menirukan keluhan pekerja.

Disinggung terkait tidak adanya konsultan pengawas maupun PPK dalam pelaksanaan proyek, Toto mengakui kalau itu bukan kafasitasnya, melainkan kafasitas BBWS Citanduy, ujarnya.

Sampai berita ini ditayangkan, Kasatker maupun PPK nya di BBWS Citanduy belum berhasil dikonfirmasi, meski kali kedua Pilita Online berusaha menjambangi kantor BBWS Citanduy di Kota Banjar Jawa Barat. Namun, Kasatker maupun PPK nya cukup sulit untuk ditemui. (ToM)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *