Kelompok Tani Organik Mandiri Launching Kolam Pemancingan

TASIKMALAYA|Pelita Online| Disaat para warga dan masyarakat sibuk menyiapkan segala sesuatunya karena hari raya Idul Fitri 1442 hijriah (lebaran) tinggal menghitung hari.

Tetapi bagi kelompok Tani Organik Mandiri (TOM) di Kelurahan Parakannyasag, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya malah disibukan dengan acara launching kolam pemancingan yang diberi nama kolam pemancingan “Parakan Asri”.

Kolam dengan berbagai ukuran yang dikelola kelompok TOM ini disulap menjadi arena pemancingan keluarga yang representatif

Selain itu, setiap kolamnya juga nyaman karena sudah diberi saung pelindung panas dan hujan untuk para pemancing.

Kelompok TOM yang diketuai Tommy Riyaldi ini melirik kolam pemancingan untuk dijadikan peluang bisnis karena lokasinya berada di suasana yang asri dengan hijaunya hamparan sawah dan perkebunan yang dikelola oleh kelompok Tani Mukti 2 yang ada disekitarnya.

Terlebih, pandemi COVID-19 atau Corona Virus Diesiensi 19 yang berdampak luar biasa pada segala sektor telah membuat banyak kejenuhan warga, dampak yang paling melekat dirasakan adalah sektor kehidupan ekonomi rumah tangga, selain banyaknya pembatasan-pembatasan sosial masyarakat yang membuat lebih jenuh.

Oleh karena itu, kolam pemancingan yang digagas kelompok TOM ini sangatlah tepat bagi mereka yang memiliki hobby mancing atau mereka yang sekedar membutuhkan refreshing dan hiburan.

Menariknya lagi, 3 kolam dengan berbagai ukurannya tersebut ditata sesuai peruntukannya masing-masing. Seperti halnya kolam berukuran kecil 10×4 meter diperuntukan spisial kolam pemancingan ikan Nilem.

Sementara kolam berukuran sedang 10×10 M3 spisial kolam pemancingan ikan Mas.

Selanjutnya, kolam berukuran sedikit besar yakni 15×25 M3 yang berada disebelah antara kolam pemancingan ikan Nilem dan ikan Mas tersebut dibuat menjadi kolam pemancingan ikan berwariasi jenisnya. Seperti ikan Nila, ikan mas, ikan Gurame, ikan Patin dan ikan Tambak (Tebakang).

Uniknya, kolam berukuran besar tersebut dibuat berbeda dari kedua kolam pemancingan ikan Mas dan Nilem yang dikemas menjadi kolam pemancingan harian.

Sedangkan, kolam berukuran besar tersebut dibuat menjadi kolam pemancingan ikan borongan. Sehingga hanya sewaktu-waktu saja dapat dipancing, bisa 1 bulan sekali bisa juga 3 atau 4 bulan sekali.

Zaenal (40) salah seorang warga Kelurahan Panyingkiran, yang tidak begitu jauh dari lokasi kolam pemancingan “Parakan Asri” mengatakan, cuma sekadar mengisi waktu saja.

Akan tetapi, meski masih banyak yang harus dibenahi di kolam pemancingangan khusus ikan Nilem ini, namun dirinya mengaku tetap akan memberitahukan kepada teman-teman pemamcing lainnya, kata pemancing senior ini.

Sementara Usron (50) selaku penjaga sekolah di salah satu SMP di Kota Tasikmalaya mengaku lebih dari satu tahun harus berdiam diri di sekolah dan hanya beraktivitas di luar jika dibutuhkan saja.

Sebagian penjaga sekolah, yang berada dilingkungan warga yang memiliki banyak kolam pemancingan saya punya cara tersendiri untuk mengusir rasa bosan dari dampak pandemi COVOD-19 ini.

Hasil mancing yang didapat bisa dijual baik ke pengelola tempat pemancingan itu sendiri maupun kepada warga sekitar yang membutuhkan, ujar Usron yang lebih mengarah kepada bisnis.

Mengamati kukumbul yang dilempar tepat ke pancuran air yang keluar dari lobang paralon atau istilah para pemamcing blower, Wiji atau biasa disapa mas Wiji mengaku senang kalau di dekat tempatnya tinggal (Perum Bumi Asri) sekarang ada kolam pemancingan yang representatif. “Saat ada waktu dan kesempatannya pasti saya mengisi waktu di sini”, ujar mas Wiji yang pengusaha warung ini.

Sebagai masukan saja, meski kolam pemancingan ikan Nilem ini sudah menyerupai profesional layaknya pemancingan ikan Nilem namun masih terdapat kekurangan-kekurangannya yang perlu dibenahi, ujar mas Wiji sedikit memberi saran membangun. (Tom)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *