TASIKMALAYA|PELITA ONLINE|Suasana sedap pandang sangat terasa saat memasuki gerbang menuju ruang kantor Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 18 Kota Tasikmalaya, seiring sebuah gedung laboratorium hasil rombak total pihak swasta melalui anggaran DAK Reguler Bidang Pendidikan tahun 2021 selesai.
Dari sebuah ruangan berukuran kecil, yang tepatnya berada disebelah bangunan baru tersebut terlihat sosok seorang kepala sekolah penuh semangat dari dibalik kiray memanggil satu persatu staf bagian tata usaha dan administrasi yang memang ruangan staf tersebut tidak terlalu jauh dari ruang kepala sekolah.
Usai memanggil satu persatu staf, sosok yang diketahui melangkah berlahan dari balik kiray menuju kursi tamu tersebut adalah Aan Harlan Ansori, S.Ag, M.Pd Kepala SMP Negeri 18.
Dengan penuh ceria sambari sesekali tersenyum bangga menunjukan hasil pembangunan baru yang nampak masih terlihat kosong, kepala SMPN 18 ini semangat bercerita. Kemajuan-kemajuan yang dicapai sekolah diceritakannya satu persatu.
Dari semua yang diupayakan di tahun 2021, setidaknya di tahun yang akan datang pihak sekolah kembali mendapat hembusan angin segar. Selain kembali akan mendapat kelanjutan pembangunan menyambung gedung yang baru saja selesai dibangun tersebut, juga di tahun depan akan terolakasi anggaran untuk merehabilitasi tiga ruang kelas.
“Informasi yang saya diterima lansung dari Kabid SMP, untuk kelanjutan pembangunan menyambung gedung baru tersebut akan dibiayai melalui dana aspirasi dewan,” cerita Kepsek kepada pelitaonline.co.id saat ditemui kali kedua, Jum’at (3/12/2021) pekan lalu.
Sedangkan untuk rehabilitasi tiga ruang kelas belajar akan diproyeksikan melalui alokasi dana APBD Kota Tasikmalaya 2022, imbuh kepala sekolah yang mengaku sekolah yang dipimpinya ini tercatat unggul dalam bidang “Perisai Diri” (PD) di tingkat nasional ini.
Menjadi tantangan tersendiri bagi Aan Harlan, berkeinginan membangun paradigma baru dalam dalam upaya memajukan sekolah. Hal itu dimulainya dari menganalisis lingkungan disekitar sekolah yang cenderung agamis, maka seakan memperkuat pihak sekolah untuk perumusan misi dengan landasan mengedepankan Iman Taqwa dan Karakter.
Selain memperhatikan sumber daya manusia para guru, membangun karakter peserta didik hingga mewujudkan fasilitas dan layanan pembelajaran yang represntatif dan mencukupi, tandas Aan.
Yang tentunya secara fundamental sekolah harus mampu secara positif berkontribusi dalam mewujudkan visi pembangunan nasional dalam kebijakan sekolah penggerak yang sekarang gencar dicanangkan pemerintah.
Dengan keyakinan dasar seperti ini, pendidikan agama eloknya mampu beradaptasi secara produktif dengan perkembangan kurikulum terkini. Kebijakan mengenai sekolah penggerak semestinya sejalan dan kompatibel dengan nilai dan prinsip dasar pengajaran pendidikan agama islam.
Karena menurutnya, satu sisi, kebijakan sekolah penggerak secara eksplisit bertujuan untuk mengembangkan secara holistik kompetensi dan karakter pelajar, ungkap kepala sekolah yang biasa sisapa pak ustad ini.
Pada sisi pengembangan kurikulum dan proses adaptif dengan kebijakan sekolah penggerak yang sekarang gencar tidak akan terlalu sulit dijalankan, mengingat fokus materi terletak pada perwujudan karakter religius dalam arti luas.
Yakni kekokohan keyakinan, ketaatan ibadah yang diimplementasikan dalam dua bentuk kehidupan sosial, baik dalam hubungan interpersonal (aspek karakter moral) maupun dalam penggerak peradaban (aspek karakter kinerja), ini sangat koheren dengan visi pendidikan nasional dan kebijakan sekolah penggerak, tambah Aan.
Seperti diakuinya, mengubah kebiasaan dan prilaku yang terjadi dari tahun ke tahun dalam lingkungan yang sama tidaklah mudah. Butuh perhatian khusus dan kesabaran ekstra untuk melakukan hal tersebut, katanya.
“Semua perubahan tersebut tentu harus dibarangi dengan kerja keras dan dukungan semua pihak melalui berbagai program,” tegasnya.
Teknik pembelajaran yang tidak hanya sekedar teori harus sudah dimulai oleh semua guru. Tidak hanya sekedar menerangkan atau bercerita saja, tapi siswa diberi kesempatan belajar dengan caranya sendiri. Cara belajar yang menyenangkan tentu akan membuat siswa betah belajar di sekolah, katanya.
Akan tetapi fasilitas yang lebih baik, ruang kelas yang layak, kamar kecil yang bersih, laboratorium dan perpustakaan dan lain-lain semuanya sangat menunjang dalam proses belajar mengajar yang menyenangkan, punkasnya lagi. |TOM|










