BANDUBG BARAT,-PelitaOnline-PT Kereta Cepat Indonesia – China (KCIC) akhirnya menemui Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna Selasa (2/7/2019) di ruang kerjanya Gedung Utama Komplek Perkantoran KBB-Ngamprah. Kedatangan Tim Manajemen KCIC tersebut membeberkan tentang konsep pertumbuhan baru ekonomi di sekitar trase kereta cepat di Walini. Termasuk soal keinginan Bupati Bandung Barat yang meminta komitmen KCIC agar megaproyek tersebut bisa membawa manfaat bagi masyarakat yang ada di wilayahnya.
“Sekarang bikin konsep 5.000 hektare. Intinya ada keuntungan semua pihak. Masyarakat sini juga harus merasakan manfaatnya,” ujar Direktur Utama PT KCIC, Chandra Dwiputra pada wartawan usai bertemu Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna.
Menurutnya dengan konsep megaproyek 5.000 hektare tersebut bisa dikalkulasikan jumlah tenaga kerja yang bisa terserap sehingga menunjang pertumbuhan ekonomi. KCIC membuat konsepnya secara menyeluruh, tidak sepotong-sepotong. “Itu yang kita cari, jadi kita tidak bicara sepotong. Tapi konsep secara overall dulu, anti setelah itu baru kita tindaklanjuti,” jelasnya.
Terkait perizinan yang masih dipersoalkan Bupati Bandung Barat, Chandra berkelit karena pihak Pemkab Bandung Barat belum menerima informasi lengkap tentang konsep pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. “Pihak kabupaten tidak mengerti, belum ada informasi konsep keseluruhan seperti apa. Tapi dengan konsep jelas, yang diolah bersama-sama dengan pihak terkait baik dari Pemda dan investor, persoalan izin hanya tinggal mengikuti,” ungkapnya.
Ia malah mengatakan jika pihaknya telah membuat konsep master plan 5.000 hektare untuk pembangunan area perumahan, kesehatan, wisata, industri ringan dan pendidikan. Untuk pembangunannya tidak hanya KCIC saja, akan tetapi bisa melibatkan berbagai investor.
“Kira-kira 5.000 hektare sama dengan BSD (Bumi Serpong Damai). Kalau itu sudah jadi, luar biasa sekali mungkin bisa lebih besar dari Bandung,” ujarnya. (Nie)