Gelar Aksi ke DPRD, Warga Minta Pemerintah Perhatikan Irigasi Ciramajaya

TASIKALAYA | PELITA ONLINE| Sejumlah warga Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya melakukan aksi demontrasi atau unjuk rasa ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Senin (29/11) Siang.

Berdasarkan tuntutan aksi yang disampaikan baik melalui orasi maupun audensi, mereka menuntut pemerintah supaya memperhatikan Daerah Irigasi (DI) Ciramajaya untuk dinormalisasi, yang mana menurut mereka selama ini pemerintah tidak pernah memprogramkan normalisasi DI Ciramajaya.

Pantauan pelitaonline.co.id dalam aksi tersebut, mereka mengklaim hampir 15 tahun lamanya air yang biasanya mengalir deras ke DI Ciramajaya kini hampir tidak ada air-nya lagi.

“Aksi kami hanya ingin menyampaikan aspirasi. Tidak banyak, kami hanya ingin normalisasi kembali DI Ciramajaya yang selama 15 tahun tidak pernah dialiri air dari hulu sampai hilir”, teriak salah seorang orator aksi tersebut, yang disambut riuh dengan kata sepakat oleh seluruh massa aksi.

Selanjutnya orator aksi juga mengatakan bahwa kami sebagai warga Tanjungjaya merasa sangat dianak tirikan oleh pihak pemerintah.

“Kami terdaftar sebagai warga negara Indonesia pak. Tapi kami merasa dianak tirikan”, kata orator aksi

Ia menyebutkan, jika aspirasi ini tidak diindahkan, ke depan akan melakukan aksi besar besaran dan juga akan memboikot pembayaran pajak yang selama ini taat kami bayar.

Sekali lagi kami tegaskan, kami hanya ingin DI Ciramajaya dinormalisasi. Karena untuk hajat hidup warga masyarakat banyak yang notabene sebagai petani.

Sebagaimana diketahui, aksi ini selain kaum pemuda, tokoh masyarakat juga di hadiri oleh sebagian kaum ibu-ibu. Mereka sepakat menyuarakan aspirasinya bahwa pemerintah harus dapat menormalisasi DI Ciramajaya kalau tidak berbagai gejolak akan terus terjadi di wilayah mereka.

Setelah lebih kurang satu jam menyampaikan orasinya dihadapatan sejumlah anggota legistatif dan eksekutif, akhirnya massa aksi dipersilahkan audensi di ruang sidang DPRD.

Ditemui dikantornya, usai menghadiri aksi warga, H. Isom Saepudin selaku pejabat Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jabar yang juga sebagai Kasie Irigasi UPTD Wilsung Ciwulan-Cilakii mengatakan, kalau kehadirannya di aksi tersebut hanya merasa terpanggil dan menghargai pemerintah daerah setempat. Disamping memang DI Ciramajaya masuk dalam wilayah garapan UPTD Wilsung Ciwulan-Cilaki.

Menurut Isom, sebenarnya
di tahun 2015 sudah dibikinkan talang, tetapi putus karena ada longsor tebing. Dampak dari terputusan saluran teknis tersebut otomatis sampah dan sedimen tertumpuk dititik tersebut, hingga berpengaruh terhadap laju aliran air.

Sebenarnya ini sudah diajukan ketingkat Dinas SDA Provinsi Jabar, namun sampai saat ini belum ada realisasinya. Terlebih di tahun 2020/2021 terkendala COVID, katanya

Diakuinya, sampai saat ini pun tetap kita upayakan. Terlebih dengan adaya tuntutan dan desakan warga sekarang ini. Namun, terealisasi dan tidaknya tergantung yang mempunyai kebijakan, karena UPTD Wilsung Ciwulan-Cilaki hanya selaku pelaksana saja.

Mungkin besok saya harus sudah berada di Bandung, untuk menindaklanjuti surat yang dilayangkan Wakil Bupati Tasikmalaya yang ditujukan ke tingkat Dinas SDA maupun ke Pemprov dalam hal ini Gedung Sate yang merupakan kantor Gubernur Jabar, ucap Isom.|TOM|

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *