Gebyar Senam Three Ends, P2TP2A KBB Stop KDRT

Bandung Barat, PelitaOnline
Sekitar 1.500 ibu-ibu dari Kecamatan Padalarang, Kecamatan Ngamprah dan Saguling mengikuti Senam Three Ends di halaman Kantor Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (16/1/19). Kegiatan yang diinsiasi oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) ini merupakan media kampanye untuk menstop kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Ketua P2TP2A KBB Yuyun Yunengsih Umbara mengatakan, hingga kini tindakan KDRT di KBB masih cukup tinggi. Sebagai organisasi yang berperan melakukan pendampingan terhadap korban KDRT, P2TP2A KBB berupaya keras agar hal itu tidak lagi menimpa masyarakat KBB.

Salah satu kegiatan kampanye yang dilakukan P2TP2A tersebut, pada intinya untuk menstop tindakan KDRT. “Masih ada beberapa kasus yang terjadi di kita (KBB). Nah, kita mencoba menghimbau agar tidak terjadi lagi kasus yang sama, melalui acara seperti ini,” ucap Yuyun, disela-sela kegiatan Senam Three Ends.

Ia juga menjelaskan program “Three Ends” bertujuan untuk akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan manusia dan akhiri kesenjangan ekonomi bagi perempuan. Program tersebut secara garis besar untuk melindungi dan memenuhi hak perempuan dan anak.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) KBB Asep Wahyu mengatakan, sepanjang tahun 2018 P2TP2A KBB menangani 14 kasus KDRT. Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni tahun 2017 sebanyak 25 kasus.

“Pada penghujung tahun 2018, ada dua kasus yang sedang ditangani oleh P2TP2A saat ini,” terangnya.

Selain menangani kasus yang terjadi, Pemkab Bandung Barat bekerjasama dengan P2TP2A memprogramkan upaya-upaya pencegahan tindakan KDRT, terutama yang bisa menimpa ibu dan anak. Salah satunya dengan membentuk wadah Perlindungan Anak Terpadu Bersatu Masyarakat (PATBM) di 40 desa dan membentuk gugus depan di seluruh kecamatan.

“Melalui keterpaduan ini, kalau ada tindakan KDRT di masyarakat bisa cepat terdeteksi. Ke depan, secara bertahap kita bentuk di seluruh desa (165) se-KBB,” terangnya. (Hens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *