GARUT||Pelita Online||,- Guna menjaga kemantapan jalan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar terus berupaya melaksanakan pemeliharaan rutin ruas jalan provinsi setiap tahun-nya.
Namun kenyataannya, masih juga terdapat kondisi jalan provinsi yang diduga lambat dilakukan perbaikan atau pemeliharaan secara rutin. Salah satunya di
ruas jalan Garut-Bts Garut/Tasikmalaya, yang saat ini mengalami kondisi berlobang, bergelombang dan retak-retak.
Berdasarkan penelusuran pelitaonline.co.id yang dimulai dari stopan lampu merah Sukadana (Gandok) Kab. Garut atau tepatnya mulai dari KM-BDG 66 sampai KM BDG 82 batas Kabupaten Tasikmalaya, hampir sepanjang 16 kilometer lebih itu setiap titiknya ditemui kerusakan sesuai tingkatannya.
Mulai dari kerusakan dengan kondisi lobang-lobang kecil, itu sudah terlihat mulai dari KM BDG 66, KM BDG-68 dan sampai KM BDG-69. Barulah di KM BDG-70 sampai KM BDG-71 menemukan jalan mulus. Namun meski begitu, kita tetap harus waspada lantaran disepanjang ruas itu mengalami kondisi jalan yang beegelombang dan retak-retak.
Terlebih di depan SMA Negeri 8, SDN 1 Pansanggrahan, sampai memasuki jembatan Bojong Loa yang berada di KM BDG-77 sudah banyak yang mengalami kerusakan bergelombang, retak-retak dan pecah-pecah.
Dengan kondisi jalan rusak sesuai tingkatannya tersebut, tak pelak membuat warga setempat dan pengguna jalan lainnya mengeluh. Seperti dikeluhkan Jang Dadan (40 tahun) warga Tenjowaringin, Kecamatan Cilawu, Kab. Garut.
“Ya, kalau saya sudah paham betul pak dengan kondisi jalan ini, karena hampir setiap subuh saya melewati jalan ini untuk belanja makanan kebutuhan warung di Kota. Jadi dimana ada tanjakan hingga turunan curam serta tikungan maupun juga kondisi jalan yang rusak saya sudah sangat paham,” kata Ujang Dadan pada pelitaonline.co.id, Sabtu (20/7/2024) siang disekitaran jembatan Cikuray.
Tak hanya itu, Dadan juga menuturkan di lokasi jalan rusak itu sering terjadi kecelakaan yang didominasi oleh pengendara motor. “Sering itu (kecelakaan), motor jatuh, mungkin kan ada yang belum tau (jalan rusak) karena kan ini posisinya di tikungan juga terus nanjak jadi nggak kelihatan, apalagi kalau malem,” ucapnya.
Hal seperti itu juga dikeluhkan Rian (27 tahun), seorang pengguna jalan yang juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, ia terpaksa setiap hari harus melintasi jalan tersebut ketika hendak pergi bekerja.
“Iya jelas nggak nyaman jadinya, apalagi ini kan rusaknya bergelombang dan pacah-pecah hampir terdapat mulai dari tapal kuda yang sekarang sudah menjadi pos Polisi. Saya tiap hari pulang pergi lewat sini. Pengennya ya cepet, tapi apalah daya dengan kondisi jalan seperti ini tidak dapat di bawa cepat,” kata Rian.
Ketika hal tersebut hendak dikonfirmasikan pada Kepala SPPJJ Garut 1 pada UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan IV, sepertinya yang bersangkutan tidak meresfon. Buktinya, chat yang ditujukan pelitaonline.co.id pada Kepala SPPJJ Garut 1 tidak mendapat jawaban sampai berita ini publish. (tommy riyaldi)