BANDUNG, | Pelita Online | – Provinsi Jawa Barat dalam mengelola anggaran bantuan pemerintah pusat melalui Program Dana Alokasi Khusus ( DAK) dinilai baik. Penilaian ini dapat dibuktikan dengan tiga (3) kali berturut-turut-nya Jawa Barat, meraih juara terbaik dalam pelaporan bantuan DAK. “Juara yang diraih oleh Jawa Barat ini, juga merupakan salah satu keberhasilan pihak sekokah dalam bentuk pelaporan administrasi,” kata Kepala Bidang PMA Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat, Ir. Yesa Sarwedi Hami Seno
Menurut dia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kepmendikbud) melalui Direktorat PSMA menetapakan Jawa Barat sebagai juara dalam penilaiannya berkaitan dengan pelaporan maupun administrasi. “Jawa Barat, dinilai lebih baik dibanding provinsi lainnya di Indonesia,”tutur Yesa ketika ditemui diruang kerjanya Kamis (16/1/2020).
Bidang Insfrastruktur
Seiring dengan hal itu, Jabar Juara Lahir Batin, yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, sudah terjawab. Disdik Jabar, melalui program bantuan DAK telah membuktikan itu. Seperti halnya, pembangunan insfrastruktur gedung sekolah misalnya, baik membangun Ruang Kelas Baru ( RKB) maupun Rehabilitasi Ruang Kelas, semua sudah terlaksana dengan baik.
Tahun anggaran.2019 Jawa Barat mendapat alokasi anggaran untuk 351 sekolah untuk membangun RKB, rehabilitasi yang pekerjaannya dikerjakan secara swakelola. Salah sàtunya adalah SMAN 22 Jalan Rajamantri Kulon Kota Bandung.
Dalam tahun anggaran 2019 lalu, SMAN 22 mendapat bantuan untuk rehabilitasi sebanyak 8 lokal dengan total anggaran sebesar Rp 1.023.000.000 Miliar “Awalnya sih, memang hanya 8 ruang kelas, karena masih ada sisa anggaran dialolakasikan lagi 3 ruang kelas. Jadi satu blok semua dibangun, berjumlah 11 ruang kelas,” ujar Yesa.
Kepala Sekolah SMAN 22 Heru Ekowati, SPd, MP,d, melalui Dudi Ahmad, sebagai Staff Tatalaksana di Subag Umum, saat ditemui pelitaonline.co.id Kamis (16/1/2020) membenarkan bahwasanya SMAN 22 mendapat bantuan rehabilitasi angggaran DAK 2019 yang dialokasikan untuk satu blok 11 ruang kelas.
Menurut Dudi, pengerjaan dimulai mulai dari bulan Juli s/d Desember.2019 Dudi menjelaskan SMAN 22 ada 34 rombongan belajar (Rombel). Dengan di bangunnya 11 ruang kelas ini, kata Dudi, masih ada beberapa ruang kelas lagi yang layak diperbaiki. Memang sebelum dibangun ruang kelas untuk belajar siswa ini, terlihat kurang nyaman untuk proses kegiatan belajar dan mengajar.
“Tapi alhamdulillah, setelah di bangun, wah..sangat luar biasa. Memang DAK bisa menyulap sekolah, tadinya ruang kelas biasa, kini terlihat mewah dan megah,”ucapnya. Tidak heran kata Dudi, pada saat ada tim verifikasi dari Disdik Jabar dan Kepmendikbud Direktorat PSMA datang kelokasi, menilai pengerjaan yang dilaksaankan secara swakelola ini dinilai bagus dan sangat baik. “Terutama masalah kualitas bangunan,”kata Dudi, menirukan ucapan salah seorang dari Direktorat PSMA.(red)