Birul Walidaini

BANDUNG PelitaOnline – Anak  berbakti dan berbuat baik, selalu mendo’akan kedua orang tuanya. Allah SWT berfirman rendahkanlah dirimu terhadap kedua orang tua mu dengan penuh kasih sayang.  Dan ucapkanlah   Tuhan !, sayangilah kedua ibu bapak kami, sebagaimana  mereka berdua telah  mendidik/mengajar pada saat kami masih  kecil. ( QS. Al- Israa, 17 juz ke 15 ayat 24).

Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda, Surga berada  di bawah telapak kaki ibu.
Berdasarkan ayat Al Qur’an itu dan hadist, bahwa anak-anak wajib hukumnya untuk untuk selalu patuh, ta’at , sayang menyayangi, menghormati dan menghargai orang tuanya.

Mereka iklas, ridho lillahita’ala, bahagia, dan bergembira dengan kesuksesan, ,ketakwaan, ketawakalan, keimanan, serta ketaatan, dalam menjalankan akidah dan iman islamnya. Padadasarnya, orang tua merasa bahagia ketika melihat anak-anak mereka melaksanakan Hablumminnallah dan hamblumminanas.

Ada ungkapan di Tatar Sunda ” kanya’ah kolot ka barudak sapanjang jalan tapi kanya’ah barudak ka kolot sapanjang galah/ pangajul “, terus ada lagi ” ema ( pun biang ) lautan hampura, bapa (pun rama) mah tangkal darajat.Ada ungkapan yang lebih populair yaitu ” indung tunggul rahayu, bapa tangkal darajat”. Jadi memang ada “betulnya” satu ibu/bapak dapat merawat 10 anak tapi 10 anak  “belum tentu” dapat merawat seorang ibu dan pastinya termasuk bapaknya.
Imam Hasan Al Basri ra berkata berbakti kepada orang tua adalah engkau mentaati perintahnya, selama perintah itu bukan maksiat kepada Allah SWT. Sedangkan berbuat jahat kepada orang tua adalah menyia-nyiakan mereka dan engkau tidak mau memberikan kebajikan/kebaikan yang ada pada dirimu.

Selanjutnya Ibnu Abbas ra (sahabat Rasullullah SAW) berkata “tidaklah seorang mukmin mempunyai dua orang tua, dimana ia selalu berbuat baik kepada mereka, melainkan Allah SWT akan membukakan baginya dua pintu di surga dan salah seorang dari kedua orang tuanya tidak murka kepadanya,lalu Allah SWT pun merido’i dia, sehingga orang tersebut dirido’i   Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda  Ridha Allah berada pada ridha kedua orang tuamu dan murka Allah berada pada murka kedua orang tuamu, ( HR. Tirmidzi dan Al Hakim )

Didiklah anak-anakmu sebab mereka dilahirkan untuk hidup dalam suatu jaman yang berbeda dengan jamanmu. ( Al Hadits).
Anaking jimat awaking, anak-anak adalah potret dan bayang-bayang kedua orang tua, meskipun tidak persis (ci-ples ) pisan, hal ini sesuai dengan situasi dan kondisi yg mempengaruhi tingkat perkembangan,
pertumbuhan, pendidikan, pembinaan, lingkungan.

Tetapi yang paling penting adalah unsur educasi dan educer dan peranan kedua orang tua. Namun demikian hidup dan kehidupan bukan hanya masalah the right choice. Bukankah hidup dan kehidupan di dunia yang fana (rusak) hanya sebentar saja bila dibandingkan dengan kehidunpan di kampung atau negeri akhirat yang langgeng, abadi dan lestari. Sebab itu Iman, Islam, Manhaj, Akidah dan Amalan harus dipegang teguh dan dijalankan.

Anaking jimat awaking, penulis kemukakan kisah dari Malik bin Raba’iah as Sa’idy Ra, dia sangat dekat dngn Rasullullah SAW. Pada waktu itu datang seorang pria dari Bani Salamah. Pria itu bertanya kepada Rasullullah SAW ” wahai Rasullullah SAW , apakah aku masih dpt berbuat kebajikan/kebaikan kepada kedua orang tua setelah mereka meninggal nanti, Jawab Baginda Nabi Muhammad SAW : Yaa tentu !:”Dengan cara mendo’akan mereka,engkau mohon ampunnan kepada Allah SWT, engkau melaksanakan janji mereka engkau melakukan silaturahim kepada kerabat, sahabat,yang tidak dapat engkau lakukan, kecuali dengannya sebab mereka sangat menghormati mereka (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Achmad)

Sumber
Diambil dari Konsep Buku MANFAATKAN SISA HIDUP SEBELUM DITUTUP HIDUP
Penulis / Penyusun : Soleh Kartasaputra
Editor : Dr. H. Arief Hidayat
Riung Bandung, 25 Oktober 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *