Bandung Barat, PelitaOnline–Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kabupaten Bandung Barat (KBB) Aseng Djunaedi menyayangkan ketidakhadiran General Manager (GM) PT. Indonesia Power Buyung Arianto pada saat survai Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna ke lokasi bumi perkemahan (buper) Indonesia Power Saguling, Jum’at (22/3/2019). Padahal kunjungan bupati tersebut sebagai salah satu bukti keseriusan Pemkab Bandung Barat ikut menjaga dan mengelola asset milik PT IP.
“Bagi saya kehadiran pak bupati untuk kedua kalinya ini, sebagai bukti begitu pedulinya beliau terhadap gerakan pramuka. Sayangnya, Pak GM belum bisa hadir juga di tengah-tengah kita,” tulis Aseng, di akun Whats App pridadinya, Sabtu (23/3/2019).
Kunjungan bupati tersebut sambung Aseng, juga sebagai bukti jika Pemkab Bandung Barat begitu respek terhadap aset-aset negara yang berada di wilayah KBB. Ketika Kwarcab Gerakan Pramuka KBB berkeinginan untuk memelihara dan mengelola asset Buper IPS milik PT. IP, didukungnya.
Umbara yang juga sebagai Ketua Majelis Pembimbing (Mabi) Kwarcab Gerakan Pramuka KBB ini, langsung terjun untuk survei lapangan. Kata Aseng, bupati begitu respeknya terhadap pemeliharaan asset tersebut sehingga waktu kunjungan kedua kalinya memboyong para Kepala Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD).
Hal itu dilakukan bupati supaya para SKPD bisa merancang pemanfaatan asset tersebut sehingga bisa lebih berdaya guna. “Beliau (bupati) begitu care, sampai-sampai mau berlelah-lelah keliling lokasi untuk melihat kondisi sebenarnya. Beliau mau terjun langsung karena mau ikut memelihara asset negara yang terbengkalaikan,” jelasnya.
Sikap bupati tersebut semestinya kata Aseng direspon juga oleh GM IP. Kendati dari pihak PT IP telah mengutus perwakilannya, namun untuk memudahkan koordinasi semestinya dihadiri langsung GM. “Kayaknya pak bupati juga kecewa. Tapi saya yakin, beliau tidak akan berhenti sampai di situ. Karena beliau bilang ke saya, kalau langkahnya itu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, buka untuk kepentingan pribadinya,” terang Aseng.
Ia percaya keseriusan bupati mengelola Buper IPS tersebut, tidak akan berhenti begitu saja. Bupati kemungkinan akan menindaklanjutinya hingga ke Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Direktur Utama PT IP. “Tapi kita juga bersyukur karena perwakilan lainnya dari PT IP sudah datang dan responsive sejak awal. Kita juga sudah dijanjikan CSR (Corporate Social Responsibillity) untuk pembangunan secretariat Kwarcab oleh IP sebesar Rp50 juta. Mudah-mudahan saja dana itu, hanya permulaan saja,” ucap Asisten 1 Bidang Pemerintahan Pemkab Bandung Barat ini.
Jika memang ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan kata Aseng, GM bisa saja berkunjung balasan ke kantor bupati untuk membahasnya tentang rencana bedah buper tersebut. Karena sesuai Surat Keputusan (SK) dari bupati bahwa GM IP itu juga sebagai Mabicab yang ditindak lanjuti dengan SK Kwarda Jabar.
Terpisah GM PT IP Buyung mengatakan ketidakhadirannya di acara kunjungan bupati ke Buper IPS tersebut karena sedang ada urusan dari kantornya. “Saya melaksanakan Pendidikan EDP di Jakarta. Itu program dari kantor. Setiap akhir pekan, saya di Jakarta. Biasanya Kamis, Jum’at,” terangnya melalui pesan Whats App di akun pribadinya.
Ketika disinggung tentang jadwal ulang pertemuan dengan bupati untuk membahas Buper IPS tersebut, Buyung hanya menjawab singkat. “Nanti akan saya arrange (mengatur). Minggu lalu, saya hamper seminggu full di Jakarta,” tuturnya. (Hens)