Bandung Barat, PelitaOnline–Dibukanya bumi perkemahan (buper) Indonesia Power Saguling di Desa Baranangsiang Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat (KBB), menambah peluang kemajuan wilayah selatan. Selama ini, potensi wilayah selatan belum tergali secara optimal sehingga potensi bagian utara KBB seperti Lembang, Parongpong dan Cisarua kesannya lebih unggul.
“Awal janji saya, akan membedah wilayah selatan. Dan wisata terintegrasi bumi perkemahan ini (buper IPS) menjadi salah satu upaya untuk mengembangkan wilayah selatan,” kata Bupati Bandung Barat Aa Umbara disela-sela survei lapangan ke Buper IPS, Jum’at (22/3/2019).
Selain Buper IPS yang dulu dikenal Pasir Lentud tersebut, Pemkab Bandung Barat akan mengembangkan Curug Malela di Kecamatan Rongga. Jika dikembangkan, Curug Malela ini kata Umbara bisa cukup menjanjikan untuk menjadi wisata favorit karena memiliki keindahan bak Curug Niagara.
Namun akses jalan menuju lokasi curug itu, masih terkendala dengan akses jalan. Maka Pemkab Bandung Barat pada tahun 2020, akan membangun akses jalan menuju obyek wisata tersebut. “Tahun 2020 Insha Allah kita anggarkan juga untuk jalan Saguling sampai dengan Rongga. Ya ini untuk menunjang pariwisata di selatan,” imbuh Umbara.
Apabila akses sudah bagus, Umbara optimis para wisatawan akan lebih melirik wilayah selatan. Dua obyek wisata itu, Buper IPS dan Curug Malela bisa menjadi primadona pariwisata KBB. Belum ditambah dengan obyek-obyek wisata alam lainnya di sekitar Kecamatan dan Gununghalu tersebut.
Bahkan ke depannya, kata Umbara wilayah utara, yang selama ini menjadi primadona pariwisata KBB akan dikalahkan dengan wilayah selatan. Hal itulah yang diharapkan Pemkab Bandung Barat untuk pemerataan perekonomian masyarakatnya.
Dikatakan Umbara, setiap Pemkab Bandung Barat membuka obyek wisata selalu dipikirkan juga tentang multi efek bagi masyarakat sekitarnya. “Dengan adanya obyek wisaya, masyarakat juga harus bisa menikmatinya. Karena tujuan dibukanya wisata itu salah satunya untuk pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.
Apabila masyarakat sudah berdaya dari segi ekonomi, maka persoalan-persoalan klasik selama ini seperti pengangguran, kemiskinan dan persoalan social lainnya bisa teratasi. Salah satu program yang digelorakan kepemimpinan Aa Umbara Sutisna-Hengki Kurniawan (Akur) adalah pembangunan rumah tidak layak huni (rutilahu), untuk membantu warga miskin. “Nah kalau di sekitarnya ada obyek wisata yang berkembang, maka CSR nya, bisa kita ambil dari sana untuk membangun rutilahu itu. Karena selama ini juga, kita bangun rutilahu dari CSR dan bukan dari APBD,” beber Umbara. (Nie)