TASIKMALAYA||Pelita Online||,- Karena kekurangan ruang kelas manajemen SMAN 7 Kota Tasikmalaya memberlakukan proses belajar dan mengajar secara daring (dalam jaringan) internet di masing-masing rumahnya.
Kepala SMAN 7 Kota Tasikmalaya Dadan Ahmad Sofyan kepada pelitaonline.co.id menerangkan, penerapan proses belajar daring itu terpaksa harus dilakukan oleh kelas 10 karena kurangnya ruangan belajar yang tersedia.
“Penerapan proses belajar dan mengajar secara daring di SMAN 7 Kota Tasikmalaya ini dilakukan seminggu sekali dua kelas secara bergiliran,” ujar Dadan Ahmad, Senin (20/1/2025).
Dadan menjelaskan saat ini SMAN 7 Kota Tasikmalaya yang berada di Kecamatan Kawalu ini memiliki 32 ruang kelas, maksimalnya 36 kelas, “Jadi kita kekurangan 4 ruang kelas,” ungkap Dadan lagi.
Untung saja, baru-baru ini kita mendapat bantuan perbaikan untuk ruang Laboraturium Fisika dan ruang Laboraturium Kimia yang belum lama ini dibantu oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui BTT (Bantuan Tidak Terduga),” terang Dadan.
Oleh karena itu kalau pihaknya juga sangat berharap dapat legalitas penggunaan bangunan ruang Laboraturium Fisika dan ruang Laboraturium Kimia yang dibantu oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui BTT itu difungsikan jadi ruang kelas. “Yang mana proses mutual check projec-nya sudah dilakukan. Kini kita tinggal menunggu hasil BAST (Berita Acara Serah Terima) bangunannya. Mudah-mudahan itu bisa dan kelar segera,” tambah Dadan.
Selain itu Dadan juga mengungkapkan untuk proyeksi dari bantuan DAK di tahun 2025 ini sudah sangat tidak mungkin lantaran perubahan peraturan baru dari pemerintah pusat untuk sekolah yang telah menerima bantuan DAK setelah dua tahun, kini menjadi tiga tahun. “Sekolah kita paling bisa menerima bantuan untuk ruang kelas itu di tahun 2026 mendatang,” jelas Dadan.||tommy riyaldi||