BANDUNG PelitaOnline-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan pentingnya informasi mengenai jurusan di Perguruan Tinggi kepada siswa SMU dan SMK. Hal itu akan memberikan peta jalan agar para siswa tidak salah ambil keputusan dalam menentukan jurusan sesuai minat dan bakatnya.
Untuk itu Ridwan Kamil menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Jabar agar semua sekolah setiap tahunnya menggelar informasi penjurusan yang diikuti oleh PTN, PTS. Gubernur mengatakan, acara Edu Passion yang digelar SMUN 3 Kota Bandung dan diresmikannya dapat menjadi percontohan bagi semua SMU SMK di Jabar.
“Saya sudah minta ke Kadisdik Jabar untuk melaksanakan kegiatan informasi penjurusan atau namanya disini Edu Passion ke seluruh SMU/ SMK se-Jabar,” kata Gubernur yang akrab disapa Emil, Kamis (24/1/19).
Emil menuturkan, para siswa harus memilih jurusan di perguruan tinggi yang sesuai dengan otak kiri atau kanannya juga secara psikologis sesuai minatnya.
“Dulu saya memilih jurusan tanpa ada panduan, karena bingung lalu bertanya kesana-sini yang sebenarnya referensinya kurang kredibel. Jangan sampai peristiwa itu terjadi di sekarang. Sehingga anak-anak memilih condong ke otak kiri atau kanan, cenderung secara psikologis ingin apa sehingga nanti dia bisa memilih melanjutkan pendidikan sesuai minatnya,” jelasnya.
Di samping itu, informasi penjurusan ini diharapkan Emil dapat mendongkrak Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi di Jabar yang kini masih di angka 20%.
“APK PT kan belum maksimal baru 20% artinya indeks sarjana kita masih rendah maka harus kita tingkatkan,” ujarnya.
Usai peresmian Edu Passion, Gubernur juga meresmikan penggunaan laboratorium komputer di SMUN 3 yang dibangun oleh bantuan pemerintah pusat dan swadaya. Laboratorium di lima ruangan yang memiliki 220 unit komputer ini juga rencananya akan digunakan untuk UNBK dan SNMPTN.
Emil mengatakan, saat ini pintar saja tidak cukup bagi anak sekolah. Tetapi harus memiliki tiga skill lain bila ingin sukses bersaing. Yaitu bahasa, digital computer skill dan kepemimpinan.
“Kuncinya adalah languange, computer skill dan leadership, ini yang akan membedakan anak tersebut relevan atau tidak dengan perkembangan sekarang, kalau tidak maka akan ketinggalan,” katanya. (red)