PPDB 2020 Tahap I di Jabar Berjalan Kondusif, 111 Ribu Peserta Didik Sudah Diterima

BANDUNG | Pelita Online | – Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA, SMK, dan SLB tahap pertama tahun 2020 di Jabar telah rampung. Sebanyak 111 ribu peserta didik sudah diterima pada tahap ini. Seluruh satuan pendidikan pun telah memberikan pelayanan terbaik bagi pendaftar.

Selain menyiapkan sistem berbasis daring, sekolah sigap memfasilitasi calon peserta didik dan orangtua siswa yang memiliki keterbatasan mendaftar secara daring ataupun membutuhkan informasi seputar PPDB 2020.
Ketua Panitia PPDB SMKN 11 Bandung, Parwanto, menyatakan pihaknya memberikan bantuan bagi calon peserta didik yang terkendala akses dan fasilitas. Namun, sekolah hanya menyediakan fasilitas, bukan membuka pendaftaran secara manual.

“Tetap yang bersangkutan (calon peserta didik) yang mengeksekusi pendaftaran. Kita hanya mendukung sarana (komputer) dan internet,” ujarnya, saat ditemui di sekolah, belum lama ini.
Ditambahkan Parwanto, sekolah pun menyediakan ruang informasi jika ada orangtua atau calon peserta didik yang bertanya seputar PPDB secara umum maupun PPDB di SMKN 11 Bandung.

“Bahkan, kita sudah membuka ruang informasi ini sejak 2 Juni 2020. Setiap hari, kami bisa melayani 100 orang,” ungkapnya.
Satuan pendidikan pun telah mempersiapkan protokol kesehatan di sekolah guna pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
Ketua PPDB SMKN 13 Bandung, Taufik Hidayat, menuturkan sekolahnya telah mewajibkan seluruh masyarakat yang ada di lingkungan sekolah agar menggunakan masker dan menjaga jarak. “Saat masuk pun, suhu tubuh tamu diperiksa,” ujarnya.

Hal sama diterapkan SMAN 15 Bandung.
“Persiapan PPDB di sini normatif, mengikuti peraturan yang ditetapkan pemerintah,” ungkap Ketua Panitia PPDB SMAN 15 Bandung, Marlina Cik Aman.
Sosialisasi pun telah dilakukan optimal. Ketua Panitia PPDB SMAN 9 Bandung, Tanu Patrayana mengaku, pihaknya telah menggalakkan sosialisasi dengan sistem daring.

“Sistem sosialisasi tahun ini berbeda dengan tahun kemarin, sekarang kita gunakan konferensi video,” ucapnya.
Selain SMA dan SMK, sekolah luar biasa (SLB) juga sigap dalam pelaksanaan PPDB 2020. Ketua Panitia PPDB SLBN Cinta Asih Soreang, Sarliaji Cayaraya, menuturkan pihak sekolah langsung bergerak cepat ketika panduan pelaksanaan PPDB disosialisasikan pada Maret 2020. Meski baru pertama kali membuka pendaftaran PPDB berbasis daring, namun Sarliaji menyatakan proses tersebut berjalan lancar.

“Pendaftaran online kami jalankan dan kita juga tetap membuka pendaftaran secara luring, mengingat keterbatasan pendaftaran dan hal lainnya,” tuturnya.
Selama pendaftaran dibuka, Sarliaji mengungkapkan, tidak sedikit orangtua yang masih membutuhkan panduan untuk mendaftar. Namun, hal itu tak jadi masalah karena pihak sekolah sudah sigap dengan menyediakan layanan hotline. Melalui layanan tersebut pula, pihak sekolah mengatur masyarakat yang akan mendaftar secara luring agar tidak membeludak.

“Kita lakukan pembatasan dengan cara menelepon orangtua yang telah terkonfirmasi akan mendaftar. Kita bagi, kurang dari 10 pendaftar setiap harinya daftar langsung ke sekolah. Kalau sudah penuh, dilayani keesokan harinya,” ungkapnya.

Selain itu, pihaknya telah menyiapkan pola assessment untuk menyesuaikan pola pembelajaran kepada siswa.
“Ini jadi dasar guru untuk menentukan bagaimana program pembelajaran yang akan diterapkan kepada anak,” ujarnya.
Verifikasi Data

Pada PPDB tahap pertama, sekolah di Jabar pun disiplin memverifikasi data. Kepala SMAN 13 Bandung, Udin Saehudin, menjelaskan pihaknya sangat disiplin memverifikasi data siswa. “Khusus bagian verifikasi, kita beri jam tambahan untuk pengerjaannya agar bisa selesai dan tetap teliti,” ungkapnya.
Menurutnya, verifikasi penting guna menghindari kesalahan input data yang dilakukan oleh calon peserta didik. Jika ditemukan data yang keliru, pihaknya langsung menghubungi calon peserta didik/orangtua agar segera memperbaiki data.

“Kita langsung menelepon orangtua calon peserta didik jika ada data yang salah agar segera diperbaiki. Jika ada keterbatasan, calon peserta didik bisa datang langsung ke sekolah untuk diberi arahan dan fasilitas,” pungkasnya.* (harie/cak)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *