Pantang Menyerah Meskipun dalam Keterbatasan

BANDUNG BARAT, PelitaOnline-Di tengah keramaian gadis itu tampil ceria. Senyum manisnya, menghiasi bibirnya yang berlipstik merah muda. Tidak ada kecanggungan ketika ia berada diantara remaja seusianya, yang tengah mengikuti kegiatan Scout Camp di Bumi Perekmahan Indonesia Power Saguling, 12-11 April 2018.

Meskipun ia hanya mengandalkan bantuan kursi roda untuk bergerak kesana-sini, namun tidak mengganggu aktifitasnya. Ia harus berpanas-panas atau kedinginan ketika berada di alam bebas. Justru ia mengaku jika berkemah itu aktivitas yang menyenangkan.

Salamah, demikian nama lengkap gadis itu memiliki keterbatasan secara fisik. Namun gadis yang kerap dipanggil Ai ini memiliki semangat yang luar biasa untuk menyongsong masa depannya.

Saat diajak ngobrolpun, ia menyenangkan. Tutur katanya sopan dan cukup dewasa di usianya yang baru menginjak 18 tahun tersebut. “Buat apa aku harus minder dengan kondisiku? Kita punya jalan hidup masing-masing kok. Kalau saya begini, ya begini aja. Karena yang kupikirkan hanyalah, bagaimana aku bisa mengejar cita-citaku,” tuturnya, dengan sorot matanya yang menunjukan percaya diri.

Walaupun diakuinya, saat kecil ia sering sedih dan minder dengan kondisi fisiknya yang kurang sempurna. Namun lama kelamaan, ia bisa menerima kekurang sempurnaan fisiknya tersebut. Bahkan Ai, menyadari jika meratapi kekurangsempurnaan fisiknya, hanyalah sebuah kesia-siaan.

Ia tidak mau dikasihani. Iapun mencoba mandiri. Segalanya ia coba lakukan sendiri. Bahkan ia kadang menolak digendong oleh gurunya, sepanjang ia masih bisa berjalan dengan mengandalkan kekuatan kedua tangannya.

“Aku tuh sudah biasa mengerjakan sendiri pekerjaan-pekerjaanku. Kalau aku bisa berjalan sendiri, ya aku berjalan sendiri saja,” ujarnya.

Belakangan Ai tengah menggeluti membuat berbagai macam kue. Bukan untuk dikonsumsi sendiri, melainkan untuk dijual lagi. Mungkin inilah yang menjadi obsesi Ai untuk menghadapi masa depannya. “Aku suka banget bikin kue. Kalau ada kue baru, aku pelajari dan mencoba membuatnya. Cita-citaku sih selain jadi penata rias, juga menjadi pengusaha juga,” tutur gadis manis itu.

Semangat hidup yang luar biasa ditunjukan gadis yang kini duduk di kelas 11 Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) KBB di Desa Ciptaharja. Ani Setiawati, guru Ai membeberkan bagaimana semangat muridnya ketika belajar di bangku sekolah. Sepanjang mendidik Ai, dirinya jarang melihat muridnya bersedih.

Dibalik keterbatasan muridnya, Ani melihat ada potensi yang bisa dikembangkan Ai. Gadis itu cukup terampil membuat kue.“Saya ajarkan beberapa jenis kue mentega. Ternyata Ai bisa membuatnya sendiri dengan baik. Kalau di hari-hari tertentu, kita bikin kue bersama dan hasilnya dijual. Lumayan kan ada pemasukan buatnya,” tutur Ani.

Ai juga dipercaya oleh pihak sekolah untuk menjaga kantin di waktu-waktu tertentu. Ia diberi kepercayaan untuk meminij keuangannya dari hasil kue yang dibikinnya. Ternyata kata Ani, kepercayaan itu membuat Ai kian percaya diri. “Ia mampu bertanggungjawab untuk keuangannya juga. Karena ia anak yang jujur dan menyenangkan. Nanti kita juga sertakan Ai untuk ikut Lomba Tata Boga,” beber Ani.

Pada saat aktivitas di Buper IPS, Ai mencuri perhatian banyak orang. Semangatnya yang patut ditiru, menjadikan gadis itu cukup istimewa bagi para Pengurus Kwarcab Gerakan Pramuka KBB saat itu. Bahkan Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka KBB Aseng Djunaedi memanggil Ai ke depan acara penutupan Scout Camp dengan memberikan reward pada gadis tersebut.

“Semangat yang luar biasa dari gadis itu, bisa menjadi contoh bagi remaja-remaja lainnya. Inilah semangat yang kita harapkan dari anggota Pramuka,” tuturnya. (Hens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *