Meskipun Wali Murid Keberatan, SMPN 19 Kota Tasikmalaya Nekat Akan Melaksanakan Study Tour ke Luar Provinsi

TASIKMALAYA||Pelita Online||,– SMPN 19 Kota Tasikmalaya akan mengadakan study tour sebagai giat mata pelajaran P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ke Yogjakarta Provinsi Jawa Tengah, Jum’at (6/12/2024) mendatang.

Namun, study tour tersebut ternyata banyak ditolak oleh sejumlah wali murid kelas delapan.

Sejumlah wali murid ini keberatan karena lokasi study tour yang akan dituju oleh siswa/siswi SMPN 19 itu cukup jauh kalau hanya untuk sekedar pemenuhun mata pelajaran.

Selain itu, sejumlah wali murid ini juga keberatan lantaran surat imbauan dari plt Gubernur Jabar kepada seluruh kepala daerah di Jawa Barat tentang larangan study tour ke luar provinsi masih berlaku.

Seorang Wali Murid, GT mengatakan, kegiatan study tour ini sudah lama direncanakan pihak sekolah.

Namun karena teringat kejadian kecelakaan maut bus SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024). Kecelakaan yang melibatkan Bus Trans Putera Fajar itu menewaskan 11 murid dan guru SMK Lingga Kencana, maka keputusan untuk anak saya dibatalkan mengikuti study tour tersebut.

Apalagi, kata GT kondisi cuaca di saat ini masih exstrim. Dengan jalan yang akan ditempuh anak-anak dari Tasikmalaya menuju ke Jawa Tengah itu cukup jauh dan curam.

GT menerangkan, pihaknya sudah menyampaikan keberatan tersebut. Namun, pihak sekolah tetap ingin mengadakan study tour.

“Memang pembahasannya sudah lama. Untuk study tour ini, sistem pembayarannya bisa dicicil. Dengan total Rp 750.000 rupiah per siswa,” ucapnya kepada pelitaonline.co.id, Kamis (21/11/2024).

GT menjelaskan, karena saya sendiri merasa keberatan, maka pada hari Jum’at (15/11/2024) saya membatalkan anak saya untuk tidak mengikuti study tour tersebut melalui pesan WhastApp kepada Walikelas nya.

Namun, meski sudah diputuskan untuk tidak ikut, kata GT, banyak dari Walimurid dari anak-anak yang lain merengek meminta untuk ikut study tour dengan alasan tugas yang diberikan guru cukup berat dan diduga diancam tidak naik kelas.

“Namanya anak-anak merengek ke mama nya. Jadi, ya terpaksa diikutkan, mumpung masih belum ditutup pihak sekolah masa pembayarannya,” kata GT, sembari megelus dada.

Sampai berita ini ditayangkan, Kepala SMPN Kota Tasikmalaya belum berhasil ditemui untuk di konfirmasi.(Tommy Riyaldi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *