Selain akan memberdayakan para anggota melalui bisnis yang dimiliki, Ketua Perhimpunan Keluarga Minang (PKM) Jabar Nukaddis Nasher juga ingin merubah paradigma tentang organisasi dibawah kepemimpinannya
“Kita berusaha membentuk paradigma baru, dimana selama ini setiap ada kegiatan, identik dengan penyebaran proposal. Padahal statistik warga Minang yang ada di Jabar lebih 10 juta, ini kan suatu potensi,” jelas Nukaddis usai terpilih sebagai Ketua PKM Jabar secara aklamasi di Preanger Hotel Bandung Sabtu (3/11).
Dia melanjutkan, dengan jumlah yang demikian besar, jika dipadukan dengan suatu kegiatan, pasti bisa.
“Karena itu, kita berdayakan para anggota dengan berbagai kegiatan perekonomian, salah satunya kita punya usaha treatment penghemat bahan bakar untuk kendaraan roda empat,” urainya.
Disinggung target, pihaknya berencana membangun satu gedung besar, dimana semua kegiatan masyarakat Minang di Jabar, bisa dilakukan disitu.
“Karena falsafah kita, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, kami ingin memberikan kontribusi pembangunan ke masyarakat,” tambahnya.
Dia menyebutkan, dulu sempat barter, dimana Pemerintah Sumatera Barat memberikan lahan untuk warga Jabar yang ada di Padang, Sumbar.
“Malah mereka (warga Jabar di Padang–red) sudah memanfaatkan lahan tersebut. Kita berharap selama kepemimpinan saya, gedung itu bisa terwujud,” katanya.
Senada, Ketua MPA atau Majelis Perwakilan Anggota PKM Jabar Prof. Drg. Beergeman Tahar menyebutkan, warga Minang yang menetap di Jabar, mulai tahun 60an. Selain berbaur dengan masyarakat Jabar, warga Minang banyak melakukan kegiatan sosial, seperti membangun masjid.
“Program kita pertama meningkatkan budaya Sunda bergandengan dengan budaya Minang. Selain itu, kami banyak membangun masjid, diantaranya Masjid di Margahayu, Sekeloa yang menghabiskan Rp 1,8 miliar yang berasal swadaya warga Minang dan Jabar. Termasuk masjid Istiqomah, kita yang memprakarsai tahun 1969,” pungkas Beegerman.