Lahan Kritis di KBU Harus Ditangani Lintas Kepala Daerah

Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, bersama rombongan meninjau musibah banjir bandang yang terjadi di kawasan Kompleks Jati Endah Regency, Minggu (10/2).

SOREANG, PelitaOnline — Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, menduga banjir bandang yang terjadi di kawasan Kompleks Jati Endah Regency, Dusun Pasirjati, Desa Jatiendah, Kecamatan Cilengkrang, akibat kerusakan lingkungan di Konservasi  Bandung Utara (KBU).

“Kompleks ini ketinggiannya di bawah 750 mdpl, jadi tidak berada di KBU. Tapi tidak dimungkiri, bencana ini diakibatkan kerusakan lingkungan di KBU. Area resapan air semakin berkurang fungsinya, sementara alih fungsi lahan terus terjadi,” ujar Dadang, saat meninjau Kompleks Jati Endah Regency, Minggu (10/2/2019).

Meski demikian, kata Dadang, Kompleks Jati Endah Regency tidak termasuk wilayah KBU. Dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Nomor 1/2016, KBU merupakan wilayah yang berada di ketinggian 750 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Wilayah KBU meliputi 10 kecamatan (30 kelurahan) di Kota Bandung, duakecamatan (delapan kelurahan) di Kota Cimahi, enam kecamatan (49 desa) di Kabupaten Bandung Barat, dan tigakecamatan (20 desa) di Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, Dadang mengingatkan permasalahan lahan kritis di KBU harus ditangani bersama lintas kepala daerah.

“Saya ingin semua kepala daerah, yang wilayahnya masuk KBU untuk duduk bersama di bawah koordinasi gubernur. Kita harus evaluasi lagi dan merumuskan bersama bagaimana strategi melindungi KBU,” ujar Dadang, seperti dilansir dalam rilis Bagian Humas Pemkab Bandung.

Musibah banjir bandang disebabkan tanggul jebol karena intensitas hujan yang cukup tinggi pada Sabtu malam (9/2/2019), pukul 22.00 WIB, sedikitnya tiga orang penduduk tewas, satu luka berat dan dua warga luka ringan danmenyapu 12 rumah warga di antaranyadua rumah ambruk dan 10 rumah rusak sedang.

Dadang M. Naser menyatakan keprihatinan serta rasa bela sungkawanya atas peristiwa tersebut.“Atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, saya turut prihatin atas bencana ini. Juga ikut berbela sungkawa kepada keluarga korban yang semuanya merupakan warga kompleks ini,” ucap Bupati.

Tim gabungan Badan SAR Nasional(Basarnas), Pemadam Kebakaran(Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Muspika Kecamatan setempat melàkukan evakuasi di tempat kejadian dan telah berhasil mengevakuasi seluruh korban.Bupati memberikan apresiasi atas respon cepat yang dilakukan semua pihak pasca bencana itu.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung, Drs. H. Akhmad Djohara, mengatakan untuk membersihkan puing-puing bangunan dan genangan lumpur yang cukup tebal akibat banjir, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung.

“Alat berat berupa 1 unit beko sudah didatangkan dari DPUTR. Sampai saat ini kami bersama TNI/Polri dan masyarakat setempat, sedang berupaya membersihkan genangan lumpur tebal juga puing-puing bangunan yang ambruk akibat banjir bandang semalam,” terangnya.

Akhmad Djohara menerangkan, para korban yang selamat akan segera ditempatkan di posko pengungsian. Sedangkan untuk mencegah banjir susulan, pihaknya bersama DPUTR tengah menahan tanggul yang jebol mempergunakan bronjong (anyaman kawat baja berlapis seng berisi batu).

“Untuk mengantisipasi banjir susulan, kami fungsikan Mesjid Sabihul Huda di kompleks ini sebagai posko pengungsian. Tanggul yang jebol juga kami upayakan perbaikan sementara, dengan memasang bronjong bersama DPUTR,” pungkas Akhmad Djohara.*drd/har

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *