Kiat Kepsek SMPN 1 Kota Tasikmalaya Dalam Membangun Komitmen

TASIKMALAYA|PELITA ONLINE|Membangun komitmen itu dengan sejumlah suport. Kalau kita sudah bercerai beray dalam komitmen kapan kita mencapai tujuan bersama. Terutama
Komitmen dalam kepentingan dan perencanaan-perencanaan yang terencana.

Berikut pelitaonline.co.id rangkum dalam landasan strategis Kepala SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya, H. Cecep Susilawan, SPd.,M.M menyikapi pentingnya tujuan dalam membangun sebuah komitmen. Kamis (18/11/2021).

Menurut Cecep Susilawan, yang tak kalah penting adalah “political will, good will” seorang kepala sekolah sangat menentukan. Sekolah mau dibawa ke mana, mau dijadikan apa. Ini soal teori kepemimpinan. Teori managerial seorang kepala sekolah sangat memungkinkan menghadirkan apapun sekolah itu mau dijadikan apa.

“Pentingnya ada komitmen ada konsistensi. Yang mana konsistensi itu harus dijaga, jangan sampai awal bulan serius, akhir bulan berubah, itu tidak bisa. Konsistensi itu harus kita bangun, kita jaga”, kata H. Cecep yang sejak 2018 bertugas selaku kepala sekolah SMPN 1.

Lainnya, soal kebersamaan, pemberdayaan semua “stakeholders” untuk jadi “agen of change” (perubahan) terhadap apa yang kita impikan. Kemudian, prinsif kekeluargaan yang penuh menghadirkan kekompakan. Jangan sampai nyaman di satu sisi, sukses, di sisi lain pecah.

Lebih lanjut Cecep memaparkan. Pertama, obsesinya itu cantumkan dulu dengan jelas di Rancangan Kegiatan Jangka Menengah (RKJM) empat tahun. Kemudian visi apa yang akan kita bangun, akan kita hadirkan untuk empat tahun kedepan.

Ketika visi dicanangkan, buat evaluasi diri, daya dukungnnya, rintangan, tantangan, ancaman, itu teori analisis swotnya. Maka, apa yang kita butuhkan dengan pengembangan dan peningkatan cantumkan dalam program kerja sekolah yang namanya Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS). Setiap apa yang kita inginkan di tahun kesatu dalam RKJM itu, kita laksanakan terus di tahun kedua, ketiga dan keempat.

Visi di SMPN 1 “Dengan Berdasarkan Iman dan Taqwa SMPN 1 Terdepan sebagai Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) dan Sekolah Sehat serta Pusat Unggulan di Prestasi Akademik dan Nonakademik Se-Jawa Barat Tahun 2023”. Kita tergetkan itu. Maka kita harus berprestasi di SBL, harus berprestasi dengan menjadi sekolah sehat di Provinsi Jawa Barat.

Dengan begitu. Semua siswa, guru dan kepala sekolah-nya kita raih itu di tingkat provinsi. Baik bidang akademik maupun nonakademik. Obsesi di visi pada tahun 2023, ternyata raihan-raihan prestasi mengalir sejak sekarang. Malah bukan saja di tingkat provinsi, melainkan sampai tingkat nasional.

Untuk prestasi sebagai sekolah berbudaya lingkungan, kita kandidat Adiwiyata nasional di tahun 2021 padahal target kita di tahun 2023, papar Cecep bangga.

Di bidang akademik, ada anak berprestasi di OSN provinsi melaju ke tingkat nasional. Kemudian prestasi lain di bidang nonakademik seperti olahraga, FLS2N, dll, jelasnya.

Menurut Cecep Susilawan, meski dananya sudah tersedia dari BOS! Itu enggak ada alasan. Dengan alokasi yang sudah terencana dan terprogram. Ketika ada sebuah keinginan, obsesi dan cita-cita dengan sebatas di angan-angan, pakai remote, duduk di belakang meja, tanpa “action” dan unjuk kerja, memang mustahil.

Ketika disinggung terkait bahwa SMPN 1 ini melejit lantaran banyaknya partisipasi alumni dan sokongan orangtua siswa. Cecep tidak dapat memungkuri. Cuma itu tidak ada hubungan apa yang direncanakan dengan apa yang ada di RKAS. Tetap terpisah dengan kepentingan yang berbeda, tandas Cecep.

Memang harus kita akui kelebihan SMPN 1 ada partisipasi yang baik dari orang-orang sholeh. Cuma itu dukungan ditunjukkan dengan bukti-bukti capaiannya. Enggak ada “double acounting”, ucapnya.

Yang lebih bahaya ketika ada bantuan dan kebaikan partisipasi seperti itu, dibangun dari masyarakat, lantas jadi pertanggungjawaban BOS. “Ini sangat bahaya”, ucap H. Cecep mengaku ngeri. |TOM|

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *