PANGANDARAN, PelitaOnline –Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, mengatakan perkembangan baru dinamika politik saat ini lebih mengedepankan ego sektoral.
“Kondisi di lapangan, perkembangan atau dinamika politik itu tadi, katanya politisi sulit diatur sama seperti wartawan. Kalau mengedepankan masing-masing ego sektoral, negara bisa goyah,” papar Dadang M. Naser, saat berbicara pada Workshop/Media Gathering yang digelar Bagian Kominfo, Setda Kabupaten Bandung, di Pantai Indah Resort, Pangandaran, Sabtu malam (15/12-2018).
Apalagi saat ini, tutur Dadang Naser, memasuki tahun politik. Diharapkan bantuan media untuk menstabilkan, mendinamisasi jangan sampai terjadi peregangan tajam antara para politisi, dan dapat diarahkan pada politisi negarawan.
Dadang berpesan, wartawan juga harus negarawan, jangan membiarkan penyelenggara negara lupa.
“Kadang-kadang karena ambisi, menjadi lupa, mau diarahkan ke mana gagasan itu, tapi harus diarahkan pada kemajuan negara. Ilmuan, politisi, birokrasi, komonitas, akademisi, dan teman media kita tampilkan di dalam mengingatkan berita-beritanya, kritikan sangat diperlukan oleh gerakan pembangunan,” tutur Dadang Naser.
Dadang mengatakan, jurnalis ditugaskan untuk mencari berita. Peran media atau insan pers adalah citra strategis bagi siapa pun, termasuk pemerintah yang akan menunjukkan kemitraan yang baik dengan insan pers. Karena itu, untuk menjembatani peran media, organisasi perangkat daerah (OPD) membentuk humas. Ada pilar media, termasuk di dalamnya humas, pilar akademis, pilar ulama, dan pilar politisi.
“Kami tahu tugas wartawan dalam memburu berita, namun insan pers juga perlu sedikit santai di sini (Pangandaran, Red.). Humas harus sabar menghadapi insan pers, dan bila ada berita-berita miskomuikasi, fungsi humas harus segera disikronkan karena sudah galibnya, kiprah wartawan demikian,” papar Dadang Naser.
Menurut kang DN –sapaanya–, semua bisa dikoordinasikan apalagi dalam konteks reformasi, ada kebebasan pers. Namun dalam menyampaikan informasinya, media harus seimbang. Ada strategi dan rekayasa bagaimana mengangkat berita, baik cetak atau elektronik, maupun media digital.
“Ini mohon dibantu masalah revitalisasi mengangkat kondisi Kabupaten Bandung, mana keberhasilannya, mana yang harus dikritisinya, mana yang harus diperbaikinya. Saya masuk di periodesasi ke dua, kalau bagi kami progres ada yang sudah dicapai ada juga yang belum. Kami menyadari,” katanya.
Dadang mengatakan, tiga pilar program yang selalu dinilai dewan, yaitu bidang SDM yang di dalamnnya terdapat IPM, infrastruktur, dan kemiskinan.
“IPM kita masih dalam konteks IPM terbaik di antara kabupaten/kota di Jawa Barat, masih dalam koridor yang baik. Namun bila dibandingkan dengan negara maju, masih jauh. Kita yang sudah dinyatakan baik, bagaimana yang belum? Kita yang sudah mendapat predikat penghargaan, bagaimana dengan yang tidak?” tuturnya.
Itu, lanjut Dadang, menjadi pemikiran luas terhadap kondisi Indonesia, sehingga pergerakan negara untuk menuju negara maju masih jauh.
“Kuncinya, Indonesia katanya bakal bangkit tahun 2055 manakala adanya stabilitas politik dan stabilitas laju pertumbuhan ekonomi. Laju ini jangan sampai turun,” tegas Dadang.
Mengenai pembangunan infrastruktur jalan mantap, kata Dadang, sudah 85 persen. Namun itu dinamis, sama juga dengan masalah kemiskinan yang dinamis. Pembangunan itu dinamis, karena sebagai negara berkembang.
“Memasuki ujung tahun, kita bertemu di sini (Pangandaran, Red.). Kita juga ada evaluasi program pemerintah di ujung tahun dan pembangun yang akan datang, mengevaluasi kekuranganya apa, bagaimana progres pergerakan program pembangunan di Kabupaten Bandung. Tentu saya berterimakasih selama ini atas peran serta dan partisipasi awak media yang
ditugaskan di Kabupaten Bandung,” katanya.
Kadang-kadang “Sok Keuheul”
Kabag Kominfo, H. Wawan Muhamnad Ridwan, mengatakan kegiatan workhopyang bertema “Sabilulungan Bring ka Pangandaran” ini untuk menjalin hubungan antara humas dan insan media Kabupaten Bandung. Acara diikuti sekitar 35 orang peserta dari berbagai media. Untuk meningkatkan kemitraan antara Pemkab Bandung dengan media.
“Kadang-kadang sok keuheulmenghadapi wartawan itu, tapi berbagai media mempunyai tujuan yang mulia. Semoga masyarakat makin cerdas pada informasi yang disajikan media,” kata Wawan M. Ridwan.
Wawan mengharapkan, tahun 2019 merupakan tahun politik, media dapat memberikan pemahaman yang baik, terutama media dan humas Kabupaten Bandung bisa menangkal berita hoax.
“Melalui media gathering ini tercipta kemitraan yang baik sesuai tugas dan fungsinya. Ke depan, kemitraan ini diharapkan bisa meningkat lagi,” katanya.
Dalam acara tersebut, Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser menyerahkan buku kepada Didi M. Maenaki wartawan RRI Bandung yang juga Ketua Bidang Organisasi PWI Kabupaten Bandung. Acara juga diisi ngawangkong yang dipandu Didi Maenaki, dengan narasumber H. Rahmat Sudarmaji (Ketua PWI Kabupaten Bandung) dan Riyan Agustian (Sekretaris Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia/IJTI), serta doorprise.* drd