SURABAYA PelitaOnline-Media massa dalam pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 ibarat dua mata pisau bagi masyarakat pembacanya.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Dewan Pers,Yosep Adi Prasetyo dalam workshop Peliputan Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden Tahun 2019 di Four Point Hotel, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/2).
Seminar tersebut menjadi salah satu rangkaian acara Hari Pers Nasional Jawa Timur 2019 yang menjadikan Kota Surabaya sebagai tuan rumah.
“Media dalam Pemilu ini bisa memperkeruh atau menjernihkan dan mengajak masyarakat dalam mengenal calon wakil rayatnya,” ujar Yosep.
Stanley, begitu dia akrab disapa, menyebutkan bahwa dalam menghadapi Pemilu 2019, ada beberapa catatan-catatan hitam yang muncul pada Pemilu 2014.
“Memori buruk Pemilu 2014 seperti ada aksi kampanye hitam, ada media semacam obor rakyat, isu SARA dan dimainkannya politik identitasnya,” jelasnya.
Belum lagi, lanjutnya, ada satu fenomena yang disebut “moghulisme” media dalam perjalanan menuju Pemilu 2019.
“Jadi ada pengusaha media yang menguasai banyak media mulai dari cetak, radio, televisi dan daring yang berpotensi menyeragamkan pemberitaan untuk kepentingan tertentu,” tukasnya. [Humas]