OKI,||PelitaOnline||— Adat Perkawinan Suku Penesak Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon, M.Sc, pada 15 Desember 2025.
Penetapan tersebut tertuang dalam Sertifikat Nomor 496/WB/KB.00.01/2025 yang ditandatangani langsung oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia. Pengakuan ini menjadi tonggak penting bagi masyarakat Pedamaran dalam upaya pelestarian adat dan budaya lokal.
Tokoh masyarakat Pedamaran sekaligus Penasehat Lembaga Adat Marga Danau (LAMD) Kecamatan Pedamaran, Teguh Cahyadi, menyambut gembira dan penuh kebanggaan atas pengakuan nasional tersebut.
“Penetapan ini menjadi bukti bahwa adat perkawinan Suku Penesak Pedamaran memiliki nilai sejarah, budaya, serta kearifan lokal yang sangat penting bagi bangsa Indonesia,” ujar Teguh Cahyadi, mantan anggota DPRD OKI, saat dimintai tanggapan.
Menurut Teguh, adat perkawinan Suku Penesak tidak sekadar tradisi seremonial, melainkan merupakan pedoman hidup yang mengatur nilai moral, etika, serta tata hubungan sosial dalam kehidupan masyarakat Pedamaran.
Ia menegaskan bahwa pengakuan ini bukan hanya menjadi kebanggaan masyarakat Pedamaran dan para pemangku adat di LAMD, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi Kabupaten OKI dan Provinsi Sumatera Selatan secara keseluruhan.
“Adat ini kini telah menjadi bagian dari warisan budaya nasional. Tentu hal ini membanggakan kita semua,” katanya.
Dengan ditetapkannya Adat Perkawinan Suku Penesak Pedamaran sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, Teguh berharap pemerintah daerah bersama lembaga adat dapat terus melakukan pembinaan, pendokumentasian, serta edukasi budaya secara berkelanjutan agar tradisi tersebut tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Sejalan dengan itu, Teguh Cahyadi juga menyarankan agar LAMD Kecamatan Pedamaran segera membentuk formatur kepengurusan yang baru guna memperkuat peran lembaga adat ke depan.
“Insya Allah kepengurusan LAMD ke depan kita amanahkan kepada orang-orang yang benar-benar mampu membaca situasi dan kondisi. Banyak figur ideal yang bisa menahkodai LAMD, namun saat ini kita perlu sosok yang selama ini bekerja di belakang layar. Sudah saatnya mereka turun gunung,” pungkasnya.(cak)




