Jalan Nasional dalam Kota Tasikmalaya di Sorot, Ini Kata PPK

TASIKMALAYA||Pelita Online||,-Dibiarkan dalam kondisi tergenang air, benjol-benjol, berlubang, bergelombang dan retak-retak, Narmala R Chandra selaku PPK 4.4 pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) Wilayah IV Provinsi Jawa Barat dinilai tak becus urusi Jalan Nasional (Janas) dalam wilayah Kota Tasikmalaya yang juga menjadi kewenangannya.

Seperti pantauan pelitaonline.co.id hari ini, Minggu 25 Desember 2023. Kondisi berlubang, bergelombang, retak dan adanya ruas jalan yang digenangi air itu terdapat dibeberapa titik pada jalan nasional dalam wilayah Kota Tasikmalaya.

Berawal memasuki tugu perbatasan antara Kabupaten/Kota Tasikmalaya atau tepatnya depan Pabrik Kayu Bina Lestari (BKL) kilometer (KM) 99 dari arah Bandung, disitu sebelah kiri bahu jalan atau bagian dalam marka jalan sudah didapati keretakan memanjang dengan perkiraan panjang mencapai 50 meter.

Selanjutnya memasuki KM 100 atau daerah Parhon Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, disitu ditemui jalan bergelombang dan sedikit berlubang hingga ke penghujung jalan yang terkenal dengan sebutannya Jalan Lenjend Ibrahim Adjie atau tepatnya dibatasi oleh jembatan Ciloseh di KM 102+813.

Barulah memasuki KM 103 sampai KM 105 jalan RE. Martadinata Kota Tasikmalaya atau tepatnya Perempatan Mitra Batik ditemukan banyak sekali tingkat kerusakannya. Seperti halnya di depan Masjid Baiturrahman, disitu terdapat retak buaya dan bahu jalan yang berlubang sudah terlihat meretakan badan jalan. Selain itu, benjolan-benjolan jalan layaknya gelombang pantai juga terdapat diperempatan Mitra Batik.

Sementara, dari KM 106 sampai KM 108+200 atau tepat di Jembatan Gunung Tanjung Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya itu kondisinya selain lubang, bergelomang, retakan juga banyaknya jalan yang terendam air dalam jangka waktu lama.

Halya memasuki KM 108 atau tepat di daerah Cador Cipedes Jl. Dr. Moch. Hatta Kota Tasikmalaya. Di ruas itu, sebenarnya tak layak disebut jalan nasional, lantaran selain jalannya yang sudah terlihat banyak tambal sulamnya, juga jalan itu kerap terendam air di kala hujan.

Dalam pengamat media ini, sampai akhir 2023, puluhan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pernah bertugas menangani ruas jalan nasional dalam wilayah Kota Tasikmalaya, namun tak satu pun PPK yang becus menangani banjir di ruas itu.

Ketika kerusakan jalan nasional dalam wilayah Kota Tasikmalaya di informasikan pada Narmana R Chandra selaku PPK 4.4 dengan entengnya yang bersangkutan menjawab “Terima kasih atas informasinya nanti disampaikan dengan Kepala Balai untuk minta dana perbaikan,” kata Chandra, Minggu (25/12/2023)

Retakan di badan jalan nasional depan Masjid Baiturrahman.《foto:Tommy》

Sementara Direktur Komunitas Pemerhati Infrastruktur Jalan dan Jembatan Nasional, Budi Arso kepada pelitaonline.co.id mengatakan, tentu ini sebuah kontrasolutif ditengah kondisi jalan dan jembatan nasional masih banyak yang perlu perbaikan. Bahkan, perbaikan berat dengan rekonstruksi ulang tapi mengapa justru membangun yang nantinya membebankan masyarakat. Halnya jembatan Gantung Cikoneng, ungkap Budi mencontohkan.

“Ini kan sama saja melukai hati masyarakat. Tidak ada keinginan kami untuk menghalang-halangi pemerintah membangun fisik, tapi pada saat yang bersamaan tidak ada implikasi dari itu semua yang salah satu ukurannya membangun ditengah kondisi jalan dan jembatan yang masih banyak butuh perbaikan,” tambah Budi lagi.

Pembangunan Jembatan Gantung Cikoneng di Kabupaten Ciamis itu misalnya, sudah barang tentu nanti akan menyulitkan warga masyarakat dan pemerintah desa. Sebab, saya lihat pembangunannya dinilai tanpa disertai jalur alternatif. Sehingga, menyulitkan warga untuk melintas, kata Budi kembali mencontohkan.(tommy riyaldi)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *